Senin, 16 Juni 2008

KENALILAH TEMPRAMEN ANDA!!!

H

ipocrates (460- 370 SM) sering disebut sebagai Bapak dari ilmu pengobatan. Perhatian Hipocrates terhadap ciri- ciri tempramen menarik perhatian, sebab problema penting ini agak diabaikan dalam dunia psikologi masa kini. Hipocrates membedakan adanya empat tempramen: Si sanguin, si Melankolik, si kolerik dan si Flegmatik.

ORANG SANGUIN

Selalu periang dan penuh pengharapan. Menganggap segala sesuatu yang dihadapi sebagai amat penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin memepati janji- janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu. Sebab ia tidak cukup berminat untuk menolong orang lain. Ia adalah seorang penghutang yang jelek yang terus meminta waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul, dan periang.

ORANG MELANKOLIK

Mengaggap segala sesuatu amat penting. Di segala tempat mereka menemukan alasan untuk merasa khawatir dan yang pertama- tama mereka perhatikan dari suatu kkeadaan adalah kesulitan- kesulitannya. Ini dilakukannya tidak atas dasar pertimbangan keakhlakkan melainkan karena pergaulan dengan orang lain membuat ia khawatir, berprasangka, dan sibuk berpikir. Justru karena sebab inilah maka rasa bahagia menjauhinya.

ORANG KOLERIK

Berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula jadi tenang jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah. Ia orang yang sibuk, tapi tidak menyukai berada tepat di tengah- tengah kesibukan usaha sebab ia tidak tabah. Ia memilih untuk memberi perintah- perintah tapi tidak mau diganggu dengan pelaksanaan dari perintah- perintah yang diberikannya. Ia menyukai jika dipuji di depan umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan dan formalitas, ia penuh dengan kebanggaan dan cinta diri sendiri. Ia kikir, sopan tetapi dengan upacara, ia sakit hati luar biasa jika orang lain menolak untuk ikut dalam kepura- puraannya.

ORANG FLEGMATIK

Tidak adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara tidak langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena pengaruh. Orang seperti ini lambat menjadi hangat tapi jika sudah hangat dapat bertahan hangat lebih lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan bukan atas dorongan naluri. Tempramennya yang cerah dapat menggantikan ketidakhadiran kecerdikan dan kebijakan di dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran- sasaran yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan- akan memberi jalan pada orang lain.

By: Mahstika R. A. Y

Tidak ada komentar: